Ibas Yudhoyono di UPNVJ: “Bangun Jembatan, Bukan Tembok” dalam Diplomasi Global

Hijaubintaro.id – Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kembali menerima kehadiran tokoh nasional dalam perayaan akademik yang sarat makna. Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono, B.Com., M.Sc., atau yang akrab disapa Ibas, selaku Wakil Ketua Majelis Permusyawaratn Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), hadir sebagai Keynote Speaker dalam acara INTRAFEST 2025, yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan 25 tahun Program Studi Hubungan Internasional UPNVJ.

Kegiatan yang mengusung tema “Leveraging Cultural Values through Global Community Networks to Strengthen International Ties and Promote Positive Engagement among Nations” ini menjadi wadah refleksi dan inspirasi bagi sivitas akademika dalam memperkuat peran budaya sebagai jembatan diplomasi global.

Dalam pidato kuncinya yang berjudul “Dari Budaya ke Dunia: Membangun Jembatan Persahabatan Antarbangsa,” Ibas menekankan pentingnya diplomasi berbasis budaya (cultural diplomacy) sebagai salah satu bentuk soft power yang efektif dalam memperkuat hubungan antarbangsa. Ia mengajak mahasiswa untuk memahami sejarah diplomasi Indonesia yang berakar pada prinsip bebas aktif, sebuah nilai luhur yang menegaskan keberanian bangsa untuk berpihak pada perdamaian dunia. “Presiden SBY sering mengatakan a million friends and zero enemy. Kita ingin sejuta kawan dan tanpa satu musuh pun. Diplomasi kita harus menjadi solusi.” tegasnya.

Lebih jauh, Ibas menyoroti transformasi diplomasi di era digital yang menuntut generasi muda untuk adaptif terhadap perubahan global. Menurutnya, diplomasi masa kini tidak hanya terjadi di ruang-ruang rapat atau konferensi, tetapi juga di ruang digital yang mempertemukan ide, budaya, dan kolaborasi antarbangsa.

“Hal seperti ini seminar, forum, group discussion, diskusi, ruang-ruang rapat, ruang-ruang belajar adalah cara bagaimana kita memberi gagasan-gagasan, ide-ide itu dan kita turunkan dalam satu kebijakan dan program yang pada saatnya berguna untuk diri kita. Era ini juga menandai lahirnya diplomasi modern di Indonesia yang biologis, yang terbuka, yang berorientasi kepada kerjasama,” ujarnya.

Sebagai representasi semangat Bela Negara dan global citizenship, Ibas juga mengapresiasi peran UPNVJ dalam membentuk karakter mahasiswa yang patriotik namun berwawasan global. Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah soft power paling kuat yang dimiliki Indonesia untuk menembus batas dunia internasional. “Tidak ada kekuatan lain yang lebih besar dari kekuatan pendidikan dan kolaborasi. Dari kampus seperti UPNVJ inilah lahir diplomat masa depan yang membangun jembatan intelektual antara Indonesia dan dunia,” tutur Ibas disambut tepuk tangan meriah peserta.

Selain menyoroti aspek diplomasi, Ibas juga menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai kekuatan bangsa. Ia menyebut berbagai warisan budaya Indonesia seperti batik, angklung, wayang, dan reog Ponorogo yang telah diakui UNESCO sebagai simbol keunikan dan identitas nasional.

“Budaya adalah wajah Indonesia di mata dunia. Dari batik hingga reog, semuanya adalah bahasa universal kita dalam menyampaikan pesan perdamaian dan kebersamaan,” ungkapnya. Menutup sesi, Ibas berpesan kepada mahasiswa Hubungan Internasional agar terus menjadi duta bangsa yang membawa nilai-nilai luhur Indonesia di kancah global.

“Diplomasi hebat bukan tentang siapa yang paling keras berbicara, tetapi siapa yang paling tulus mendengar. Mari kita bangun jembatan, bukan tembok,” pesannya dengan penuh semangat.
Kehadiran Ibas dalam INTRAFEST 2025 menjadi momentum penting yang memperkuat posisi UPNVJ sebagai kampus Bela Negara yang berperan aktif dalam membangun karakter global mahasiswa. Melalui tema dan pesan yang disampaikan, acara ini tidak hanya merayakan usia ke-25 Prodi Hubungan Internasional, tetapi juga meneguhkan komitmen untuk menjadikan budaya sebagai poros diplomasi dan perdamaian dunia.

Verified by MonsterInsights