Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan sosialisasi penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) di kalangan Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Aula Lantai 3A, Puspemkot Tangsel, Rabu (13/3).
“Peserta sosialisasi terdiri dari 60 pelaku IKM yang ada di Tangsel. Mereka belum sama sekali mengikuti sosialisasi ini,” ungkap Maya Mardiana, Kepala Disperindag Kota Tangsel.
Maya menjelaskan, untuk menghadapi persaingan di pasar bebas diperlukan adanya perbaikan daya saing IKM melalui penerapan SNI yang terbukti dapat meningkatkan daya saing khususnya untuk home industry atau industri rumahan.
Dirinya juga mengatakan, SNI merupakan salah satu unsur penting untuk pengawasan mutu produk. Selain itu yang juga perlu diperhatikan adalah upaya membangun daya saing IKM melalui inovasi dan kreativitas.
“Dengan demikian SNI merupakan hal yang tidak bisa ditawar oleh para pelaku IKM apabila menginginkan produknya tetap ‘survive’ dan berkembang, serta mampu berkompetensi dalam era perdagangan bebas saat ini,” katanya.
Bahkan Maya ingin menciptakan produk unggulan bagi IKM Tangsel, untuk itu perlu adanya standarisasi yang harus dipenuhi. “SNI ini ada yang wajib dan tidak wajib. Kalau wajib 544 jenis produk seperti helm, air kemasan dan lainnya. Sedangkan yang tidak wajib SNI bukan berarti tidak BerSNI, karena SNI mempunyai nilai jual untuk meningkatkan sebuah produk, sehingga sosialisasi ini sangat penting dilakukan,” jelasnya.
Maya menjelaskan, penerapan SNI bertujuan untuk melindungi konsumen dari serbuan masuknya barang-barang impor dan penerapan standarisasi perdagangan global.
“Maksud dan tujuan sosialisasi ini sebagai penerapan standarisasi kepada pelaku usaha, di samping untuk melindungi konsumen dan bertujuan mendukung persaingan perdagangan yang sehat di dalam negeri sehingga dapat meningkatkan daya saing produk khususnya produk industri kecil dan menengah,” singkatnya.
Teks: BAS/Humas Kominfo, foto: dok
