Mengenal Tulang Keropos atau Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang kita menjadi keropos. Tulang merupakan tempat penyimpanan mineral yang paling utama di dalam tubuh, dimana salah satunya adalah kalsium. Apabila kadar kalsium di dalam tulang kita terus menurun, maka kepadatan tulang kita juga ikut menururun, sehingga timbul penyakit tulang keropos atau osteoporosis.

Secara umum, faktor resiko timbulnya osteoporosis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor pertama yang tidak dapat dikendalikan adalah faktor usia. Tulang keropos merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada usia tua. Kepadatan tulang seseorang akan semakin menurun seiring bertambahnya usia, di mana hal ini dapat ditemukan pada usia 50-70 tahun. Faktor berikutnya yang juga tidak dapat dikendalikan adalah faktor jenis kelamin. Secara epidemiologis, seseorang dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami osteoporosis dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan oleh faktor hormon estrogen yang dimiliki oleh perempuan, dimana hormon ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam metabolisme kalsium. Pada saat perempuan sudah berhenti menstruasi (menopause), maka hormon estrogen di dalam tubuhnya akan berkurang secara drastis. Oleh karena itu, kepadatan tulang biasanya akan mulai menurun pada kurun waktu 5-7 tahun pasca seseorang mengalami menopause. Faktor lainnya yang juga tidak datat dikendalikan adalah faktor genetik atau keturunan.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan tulang keropos namun masih dapat dikendalikan adalah gaya hidup, aktivitas dan konsumsi makanan. Gaya hidup aktif akan membuat tulang terangsang untuk menyimpan kalsium, sehingga kepadatan tulang akan semakin bertambah. Seseorang yang rajin berolahraga lebih cendrung memiliki tulang yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang malas bergerak. Di lain pihak, nutrisi utama yang dibutuhkan oleh tulang agar menjadi kuat adalah kalsium dan vitamin D. Kalsium adalah salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, di mana kebutuhan per-hari bagi orang dewasa adalah sekitar 1000 mg. Apabila kebutuhan kalsium tubuh tidak terpenuhi, maka tubuh akan memecah cadangan kalsium di dalam tulang sehingga membuat kepadatan tulang menjadi menurun. Sebetulnya, pencapaian kepadatan tulang yang baik harus dilakukan sejak usia muda. Sejak kecil hingga usia 35 tahun tubuh akan menyimpan sebanyak mungkin kalsium di dalam tulang. Hal ini dapat diibaratkan seperti menabung kalsium. Namun, di atas usia 35 tahun pada umumnya kalsium yang kita konsumsi hanya bisa mempertahankan kepadatan tulang saja, dan tidak bisa menambah kepadatan tulang. Oleh karena itu semakin banyak tabungan kalsium kita di usia muda, maka semakin kecil kemungkinan kita untuk menderita osteoporosis.

Vitamin D memiliki fungsi utama menyerap kalsium di dalam sistem pencernaan kita. Sumber vitamin D yang utama adalah sinar matahari, di mana waktu paling baik dan aman didapatkan sekitar pukul 7-9 pagi. Sebenarnya kebutuhan vitamin D harian seseorang adalah sekitar 1000 ā€“ 2000 IU. Namun demikian, berdasarkan survey, ternyata mayoritas orang Indonesia memiliki kadar vitamin D yang rendah dimana nilai normal dalam darah berada pada kisaran 30 -100 ng/ml. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kadar vitamin D pada tubuh kita, diperlukan setidaknya konsumsi vitamin D sebesar 5000 IU per-hari hingga didapatkan kadar vitamin D dalam darah yang ideal.

Faktor gaya hidup lainnya yang juga perlu dijaga agar terhindar dari tulang keropos adalah kebiasaan merokok dan menghindari minuman beralkohol.

Gejala Osteoporosis

Osteoporosis dikenal sebagai kondisi silent disease yang artinya penyakit ini tidak memiliki gejala apapun, kecuali terjadi komplikasi patah tulang. Apabila muncul gejala nyeri seperti pada tulang belakang maupun panggul pada seseorang dengan osteoporosis, maka kemungkinan sudah terjadi suatu micro-fracture, atau retakan tulang kecil pada lokasi tersebut. Lokasi patahan tulang pada penderita osteoporosis paling sering didapatkan pada tulang belakang, panggul, dan pergelangan tangan. Pada osteoporosis tulang belakang yang berat, bentuk punggung dapat berubah menjadi bungkuk dan penderita tampak semakin pendek akibat terjadi patahan tulang (fraktur kompresi) secara multiple pada ruas-ruas tulang belakang. Sementara itu, patahan pada panggul dan pergelangan tangan biasanya terjadi setelah pasien mengalami jatuh, bahkan pada kondisi yang hanya merupakan trauma ringan.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai kepadatan tulang dinamakan dengan Bone Mineral Densitometry (BMD). Pemeriksaan ini dianjurkan untuk diperiksa pada pasien yang dicurigai memiliki osteoporosis, seperti misalnya pada orang dengan usia daiatas 50 tahun, wanita yang telah menopause selama lebih dari 5 tahun, serta pada orang yang memiliki patahan pada tulang akibat trauma yang ringan. Pemeriksaan BMD akan menunjukkan skor kepadatan tulang dari seseorang, di mana bila didapatkan hasil osteoporosis, maka perlu diberikan pengobatan khusus.

Untuk mengobati penyakit osteoporosis, pemberian kalsium dan vitamin D saja tidaklah cukup. Pengobatan osteoporosis dilakukan dengan pemberian obat oleh dokter dengan golongan Bisphosphonate melalui infus selama 3 bulan sekali atau tablet dalam satu bulan atau satu minggu sekali. Setelah pemberian obat tersebut selama 6 bulan, pemeriksaan BMD akan dikerjakan kembali. Apabila kepadatan tulang sudah cukup baik,maka obat dapat dihentikan.

Apabilia telah terjadi patahan pada tulang akibat osteoporosis, penanganan spesifik dari patahan tulang tersebut juga harus dikerjakan selain diberikan obat osteoporosis. Contohnya jika terjadi fraktur kompresi pada tulang belakang akibat osteoporosis. Masalah ini dapat ditangani dengan beberapa tindakan seperti menyuntikkan semen khusus pada tulang belakang agar tulang menjadi keras atau pemasangan pen pada tulang belakang apabila tulang dinilai tidak stabil. Apabila terjadi penekanan saraf akibat patahan di tulang belakang, maka tindakan dekompresi atau pembebasan saraf di tulang belakang juga perlu dikerjakan.

Untungnya, prosedur operasi tulang belakang saat ini telah didukung oleh teknik dan peralatan yang canggih. Prosedur penyuntikan semen pada tulang belakang dapat dikerjakan secara minimal invasive dengan sayatan hanya sekitar 0,5 cm saja. Prosedur pemasangan implant atau pen pada tulang yang tidak stabil juga dapat dikerjakan menggunakan teknologi Robotic Spine Surgery. Hasil pemasangan implant dengan teknologi ini memilki akurasi 99% sehingga komplikasi cedera saraf pada saat prosedur operasi dapat ditekan dengan seminimal mungkin.

Oleh karena itu, berbagai kebiasaan dan gaya hidup perlu kita jaga semenjak muda agar terhindar dari penyakit tulang keropos. Yang pertama, diperlukan banyak konsumsi kalsium dan vitamin D semenjak muda agar kita memiliki tabungan kalsium yang cukup di hari tua nantinya. Yang kedua, adalah penting untuk tetap aktif dan rajin berolah raga supaya kepadatan tulang menjadi maksimal. Yang terakhir, hindari faktor resiko lainnya seperti mengkonsumsi rokok dan alkohol agar tulang tetap sehat dan kuat.
RS Premier Bintaro memiliki Premier Bintaro Spine Center yang merupakan pusat layanan untuk mengatasi seluruh problem tulang belakang secara terpadu dan komprehensif. Penanganan masalah tulang belakang dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai bidang spesialistik, yaitu dokter Spesialis Orthopedi Tulang Belakang, Spesialis Neurologi, Spesialis Neurofisiologi, Spesialis Rehabilitasi Medik dan Spesialis Radiologi.

Untuk pendaftaran rawat jalan, silahkan menghubungi kami melalui RSDHealth Careline di nomor 1500908 atau melalui WhatsApp Chat di nomor +62 812 2230 9911

Teks: dr. Omar Luthfi, Sp.OT (K) Spine , Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang RS Premier Bintaro
Foto: medi.de, healthjade.com

Verified by MonsterInsights