Beton Pun Membutuhkan Sauna : Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil UPJ

(Adv) – Sauna merupakan bentuk gaya hidup di lingkungan perkotaan. Gaya hidup ini merupakan cara bagi orang untuk memperoleh relaksasi yang cukup digemari oleh masyarakat urban. Sauna sendiri adalah metode untuk membersihkan atau menyegarkan tubuh dalam suatu ruangan kecil yang diisi dengan hembusan uap udara panas dengan suhu sekitar 80 ° C hingga 100 ° C. Sauna dipercaya memiliki berbagai efek yang menyehatkan bagi tubuh, seperti menurunkan tekanan darah, meningkatkan kinerja organ kardivaskular, membersihkan kulit dan menjaga tubuh tetap awet muda.

Tak hanya manusia yang membutuhkan sauna atau mandi uap ini. Beton, yang merupakan salah satu material konstruksi bangunan dan notabene adalah sebuah benda mati, ternyata juga membutuhkan perawatan mandi uap ini.
Beton merupakan bahan bangunan yang cukup dominan dipakai dalam berbagai jenis proyek konstruksi. Material ini merupakan campuran antara semen, pasir, kerikil dan ditambahkan dengan air. Reaksi antara semen dan air yang kerap disebut reaksi hidrasi, menjadi penentu kekuatan beton. Makin sempurna reaksi ini berjalan, makin baik pula kualitas beton yang dihasilkan.

Meskipun merupakan barang keras, namun beton pada kenyataannya butuh perawatan, khususnya pada usia muda hingga umur 1 bulan atau 28 hari. Metode konvensional perawatan beton umumnya adalah dengan direndam dalam air atau dengan disiram air basah secara berkala. Namun dalam beberapa waktu terakhir metode perawatan beton menjadi lebih maju, salah satunya dengan cari dihembusi dengan uap air panas, seperti halnya orang yang sedang menjalani proses sauna.

Hanif Fitria dan Aan, dua mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) meneliti metode perawatan beton dengan uap air panas. Metode ini kerap dikenal dengan metode steam curing. “Perawatan beton dengan metode steam curing mampu menambah nilai kekuatan beton. Suhu tinggi di luar beton menyebabkan partikel internal beton semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan semakin sering”. Hal inilah yang menyebabkan laju reaksi hidrasi bertambah cepat dan efeknya adalah meningkatnya nilai kekuatan beton. Sedangkan menurut Aan, “dengan memberikan perawatan uap panas pada beton, akan menghasilkan beton yang memiliki durabilitas tinggi di lingkungan yang korosif seperti air laut”.

Pendapat ini dikuatkan oleh pernyataan Agus Setiawan, dosen di prodi Teknik Sipil, UPJ, yang membenarkan pernyataan kedua mahasiswanya. “Melalui perlakuan khusus pada beton, seperti dihembusi uap udara panas, akan memacu percepatan reaksi hidrasi pada beton, sehingga reaksi tersebut dapat berjalan dengan sempurna”, demikian kata Agus Setiawan.

Karya riset Hanif dan Fitria akan dipresentasikan dalam konferensi internasional bertajuk Humboldt Kolleg: Urban Partnership Melting Pot, pada 17-20 Januari 2022 secara virtual. Konferensi ini diselenggarakan oleh UPJ berkolaborasi dengan Alexander von Humboldt Foundation dari Jerman. Dalam konferensi ini juga akan dirayakan 70 tahun hubungan bilateral Jerman dan Indonesia. Mari ikuti dan hadir dalam presentasi bermakna ini. (informasi: http://consortium.upj.ac.id/kolleg)

Program Studi Teknik Sipil merupakan salah satu program studi unggulan UPJ, yang melakukan riset dan kajian di bidang urban dan telah memperoleh status terakreditasi dari BAN PT. Saat ini UPJ merupakan salah satu kampus maju di area Tangerang Selatan, Banten.

Verified by MonsterInsights