Diskusi Interaktif Menuju Alternatif Pembiayaan Prodi Magister Urban Studies yang Ideal

(adv) – Kamis, 7 Oktober 2021 lalu tim dari Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) mengadakan Focus Group Discussion. Bertujuan mendapatkan masukan dari narasumber mengenai perhitungan biaya pembukaan dan biaya studi mahasiswa program magister Kajian Urban, tim UPJ mengundang bapak Dr. dr. Soegianto Ali, M.Med.Sc. sebagai Kepala Prodi Magister Biomedik di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya, Jakarta Utara. Beliau diundang oleh tim UPJ karena memiliki pengalaman berupa keberhasilan membentuk program studi magister biomedik di FKIK Unika Atma Jaya dengan alternatif biaya terjangkau bagi mahasiswa.

Dalam curah pendapat dengan interaktif dan sangat menarik, UPJ belajar dari narasumber ini. Banyak pertanyaan kritis dan menarik yang disampaikan oleh para peserta FGD. Pertanyaan menarik disampaikan oleh rektor UPJ Ibu Leenawaty Limantara, Ph.D.. Pertanyaan pertama menanyakan strategi narasumber menangani pemasukan yang hanya 50% dari operasional. Pertanyaan kedua menanyakan persentase rencana yang berhasil direalisasi. Pertanyaan terakhir menanyakan kesulitan yang ada saat dosen di homebase tertentu yang dipindahkan ke program studi magister biomedik dan strategi apa yang dijalankan untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Narasumber menjelaskan bahwa pada dasarnya program studi magister berjalan selama 2 tahun, sehingga setiap tahunnya akan mendapatkan biaya dari 2 angkatan kecuali tahun pertama berdirinya program studi tersebut. Selain itu, narasumber juga mempertimbangkan kenaikan biaya kuliah yang tentunya didasari oleh inflasi yang terjadi. Mengenai dosen yang dipindahkan ke homebase lainnya, karena masih dalam tahap perkembangan sehingga tidak akan “diganggu gugat”. Alternatif menggunakan tenaga dosen yang sudah ada merupakan upaya kreatif untuk efisien dalam biaya SDM sehingga pada titik awal tidak diperlukan rekrutmen. Meskipun demikian, Dr. Ali mengingatkan: “Universitas perlu mengingat mengenai rasio dosen dengan mahasiswa untuk prodi magister dengan demikian juga mengingat rasio kecukupan pada prodi lain yang ditinggalkan dosen dari homebase awalnya”.

Narasumber menjelaskan alternatif pembiayaan bagi prodi magister terutama yang sifatnya multidisipliner jelas tidak dapat mengandalkan bisnis biasa. Prodi magister di awal memang cost center tetapi jelas prodi magister didirikan untuk mengedepankan visi dan misi universitas. Dengan demikian, pembiayaan yang kreatif melalui jalur hibah penelitian dan kolaborasi merupakan alternatif yang perlu disusun dengan strategis. Secara kuantitas dan kualitas, penelitian dan publikasi dari mahasiswa prodi magister merupakan jangkar untuk menarik dana hibah dan kerja sama. Dari sinilah, biaya partisipasi peserta dapat ditekan tetapi indikator untuk produk ilmiah dinaikkan.

Melalui FGD ini, tim penyusun prodi magister Kajian Urban di UPJ mendapatkan manfaat dan ide segar untuk alternatif pembiayaan prodi yang hendak diusulkan oleh universitas ini. UPJ secara konsisten hendek terus menguatkan bidang kajian urban sebagai unggulan Universitas.

Verified by MonsterInsights