Saraf Kejepit, Sebab dan Pengobatannya.

Hijaubintaro.id – Banyak orang masih salah menganggap bahwa nyeri yang berkepanjangan di punggung bawah dan sering kambuh hanya merupakan sakit otot biasa. Padahal, Anda tetap harus berhati-hati karena ini merupakan salah satu gejala dari saraf kejepit.

Saraf kejepit tak terjadi secara instan melainkan melalui proses perlahan yang umumnya diawali sakit pinggang akibat sobekan di ligamen atau bantalan tulang belakang, kemudian ada komponen bantalan yang keluar dari posisinya sehingga menjepit bantalan. Selain itu, bisa juga karena proses degeneratif menyebabkan penebalan pada ligamen-ligamen di sekitar tulang belakang sehingga menjepit saraf yang ada di tulang belakang.

Saraf kejepit bisa terjadi di mana mana, di semua jaras saraf. “Jadi saraf itu memanjang dari otak sampai ke target organnya. Bisa tangan, kaki, kulit atau dimanapun. Jadi ada tracknya, “ jelas dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT(K-Spine) , Spesialis Orthopedi dan Traumatologi RS Premier Bintaro

Tempat di tubuh kita yang paling sering mengenai saraf kejepit salah satunya adalah di tulang belakang. Selain itu juga sering terjadi di bagian lainnya seperti di tangan. Pada tulang belakang ada jaras, cabang dari otak ke tulang belakang, kemudian keluar dari tulang belakang menuju tempat-tempat atau cabang yang rentan sekali terjepit. Jadi, ketika ada suatu benda yang tidak seharusnya ada di sana, sehingga menjepit atau mengganggu saraf ini, maka keadaan itulah yang disebut sebagai saraf kejepit.

Beda saraf kejepit pada penderita usia muda dan usia lanjut.

Saraf kejepit kerap terjadi baik pada usia muda maupun usia lanjut. Tentu saja berbeda sebab dan permasalahannya. Pada usia muda, saraf kejepit lebih sering terjadi karena Hernia Nucleus Pulposus (HNP) yang diakibatkan high impact. Ini menyebabkan annulus fibrosus menjadi robek. Ketika robek, komponen nucleus pulposus akan keluar ke belakang dan menyebabkan jepitan di tulang belakang.
Berbeda dengan usia lanjut, terjepitnya saraf bukan dikarenakan oleh bantalan atau nucleus pulposus yang keluar dan menjepit ruangan saraf, tetapi biasanya hal tsb terjadi dikarenakan ada penebalan ligamen. Segmen ini biasanya relatif tidak stabil. Ketika bantalannya rusak maka stabilitasnya akan berkurang. Ligamen harus menebal untuk menjaga agar segmen ini menjadi stabil. Sayangnya, ligamen yang menebal itu menjepit saraf yang ada di depannya. Selain itu pada orang tua sudah banyak terjadi pengapuran pada tulang. Ini adalah keadaan semacam pembentukan tulang baru yang disebut osteofit yang masuk menjorok ke dalam ruangan saraf di tulang belakang sehingga menjepit saraf. Karena bantalannya tipis, tempat cabang keluar saraf akan terjepit.

Penyebab saraf kejepit yang paling sering adalah degeneratif , yaitu karena usia atau aging process. Selain itu proses degeneratif sebenarnya tidak hanya terjadi saat orang menjadi tua, tapi juga terjadi pada semua usia. Bisa saja terjadi saat orang yang masih muda usia tapi proses agingnya sudah terlebih dahulu terjadi dikarenakan misalnya orang tsb memiliki aktifitas atau beban kerja yang berat seperti banyak olahraga atau aktifitas high impact yang menyebabkan gaya gravitasi yang cukup besar, sehingga beban tulang belakangnya juga menjadi besar dan menyebabkan proses aging terjadi lebih awal. Semuanya berawal dari bantalan tulang belakang pada saat menerima loading atau beban yang terlalu besar. “Kemampuan elastisitas bantalan yang berupa gel itu pasti ada cycle-nya. Ketika cycle nya itu habis lama-lama kemampuan elastisitas bantalannyapun akan berkurang sehingga terjadi robekan di bantalannya, yang kita sebut HNP atau hernia nucleus pulposus atau komponen tengahnya ada yang keluar ke bagian belakang. Yang kedua, bantalan menjadi tipis sehingga ruangan sarafnya menjadi kejepit, “ jelas dr. Asrafi.

Pengobatan proses degeneratif dimulai dari therapy conservative, yaitu dimulai dari perubahan gaya hidup dengan menurunkan berat badan, mengurangi aktifitas high impact dan harus terlebih dahulu memperkuat supporting structure-nya. Sebagai contoh, seorang atlet basket harus mempersiapkan latihan fisik yang cukup. Jika mau melakukan aktifitas high impact, atlet tsb harus menyiapkan otot perut, otot pinggang bawah dengan latihan khusus secara rutin agar nantinya beban di bantalan saraf tidak terlalu besar.

Setelah modifikasi aktifitas dan menurunkan berat badan, yang harus dilakukan adalah fisioterapi dengan berkonsultasi dengan dokter ahli rehabilitasi medik dengan tujuan untuk mengurangi sumber nyeri. Sumber nyeri di tulang belakang bukan hanya di bantalan yang rusak atau karena ada saraf yang terjepit saja, tetapi ternyata badan kita berusaha menjaga bantalan ini dengan cara otot-otot di sekitar tulang belakang dan ligamen yang ada di sekitar tulang belakang semuanya bekerja dengan cukup keras. Dengan begitu, otot atau ligamen juga dapat menjadi sumber nyeri. Sumber nyeri kemudian ditangani oleh fisioterapi dengan cara merelaksasi otot-otot di sekitar tulang belakang.

Setelah penanganan fisioterapi, merubah aktifitas dan mencoba merelaksasi otot, selanjutnya akan diberikan obat-obatan anti radang secara umum. Saat saraf terjepit, ada 2 hal yang menyebabkan nyeri. Yang pertama karena jepitan itu sendiri atau karena faktor mekanik saat saraf itu terjepit dan yang kedua adalah proses kimiawi atau proses radang itu sendiri. Jadi badan kita akan mengeluarkan berbagai macam mediator-mediator radang yang juga menjadi sumber nyeri. Obat-obatan akan berusaha mengurangi proses radang dan otomatis mengurangi rasa nyeri.

Namun, masalah mekanik dan saraf kejepitnya belum selesai. Biasanya, dokter kemudian akan mencoba terapi konservatif mulai dari minimal 2-3 bulan atau bahkan lebih. Misalkan metode terapi konservatif itu belum juga berhasil walaupun semua telah dikerjakan, maka perlu melakukan tindakan operasi. Banyak sekali jenis operasi, tapi pada prinsipnya ada 2 hal. Yang pertama adalah operasi membebaskan saraf kejepit yang dinamai operasi dekompresi, dan yang kedua adalah operasi fusi, yaitu operasi yang menyatukan 2 segmen tulang belakang.

Tindakan operasi yang paling sering dikerjakan di RS Premier Bintaro untuk saraf kejepit adalah operasi dekompresi. “Jadi kalau ada yang saraf kejepit, jawabannya adalah kita bebaskan di ruangan sarafnya, “ jelas dr. Asrafi.

Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini, tindakan pembedahan pada tulang belakang bisa dilakukan dengan metode minimal invasive yang merupakan metode terkini untuk mengatasi masalah pada tulang belakang. Salah satunya dengan teknik endoskopi, yaitu dengan memasukkan kamera ke ruangan saraf dan memasukkan instrumen yang akan bekerja mengikis tulang untuk mengambil ligamen atau mengambil bantalan yang keluar. Dengan teknik endoscopi, pembedahan hanya membutuhkan sayatan kecil selebar 8 mm hingga 1 cm saja. Bekas luka hasil operasi juga akan sangat minim.

Namun, kadang – kadang juga diperlukan operasi fusi, yaitu suatu prosedur untuk menyatukan 2 segmen tulang belakang. Operasi fusi dikerjakan jika saraf terjepit disertai dengan adanya instabilitas. Kadang-kadang jika tulang belakang kita bantalannya sudah habis, maka tulang akan menjadi goyang dan bergeser sehingga tidak stabil lagi.

Ada beragam cara operasi fusi, yaitu kombinasi dari sisi interior (perut depan) atau dari lateral (perut samping) dan posterior (punggung) untuk mengganti isi bantalan.

Jadi, prinsipnya operasi fusi adalah mengeluarkan bantalan dan mengisi ruang dengan spacer yang baru dan pada bagian tengahnya kemudian diisi dengan tulang sintetik yang akan menjadi jembatan untuk menyatukan 2 tulang menyambung menjadi 1 kesatuan, sehingga tidak ada lagi gerakan diantara keduanya jika saraf terjepit ini disertai dengan instabilitas atau goyang tulang belakang.
Operasi fusi kadang membutukan implan. RS Premier Bintaro memiliki robot navigasi yang berguna untuk meningkatkan akurasi. Jadi implan yang akan dipasang akan dipandu oleh robot sehingga kita tahu persis dimana lokasi yang paling tepat untuk pemasangannya. Keuntungan lainnya adalah meminimalkan resiko menciderai jaringan sekitar tulang belakang baik cedera saraf maupun organ-organ yang ada di dalam perut.

RS Premier Bintaro memiliki Premier Bintaro Spine Center yang merupakan pusat layanan untuk mengatasi seluruh problem tulang belakang secara terpadu dan komprehensif. Penanganan masalah tulang belakang dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai bidang spesialistik, yaitu dokter Spesialis Orthopedi Tulang Belakang, Spesialis Neurologi, Spesialis Neurofisiologi, Spesialis Rehabilitasi Medik dan Spesialis Radiologi.

Untuk pendaftaran rawat jalan, silahkan menghubungi RS Premier Bintaro melalui RSDHealth Careline di nomor 1500908 atau melalui WhatsApp Chat di nomor +62 812 2230 9911

Verified by MonsterInsights